Belajar kisah cinta dan persahabatan antara Salman Al-Farisi dan Abu Darda
Salman Al-Farisi, salah seorang sahabat nabi yang dikenal dengan strategi khandaq. Berkat strategi jurang buatan yang ditawarkannya, ummat Islam memenangkan peperangan.
Suatu saat, Salman ingin menikahi perempuan shalihah yang ditaksirnya. Ia lalu meminta sahabatnya, Abu Dharda untuk menemaninya mengkhitbah sang gadis.
"Saya datang mewakili saudara saya ini untuk melamar putri Anda."
Kalimat terakhir yang disampaikan Abu Darda setelah sebelumnya ia menjelaskan keunggulan sahabatnya.
Ternyata lamaran Salman ditolak!
Ibu sang gadis Anshar berkata, "Jika Abu Darda memiliki niat yang sama, putri saya akan mengiyakannya."
Gadis yang ditaksir Salman ternyata menyukai sahabatnya.
Bayangkan bagaimana gejolak hati di antara mereka berdua. Perasaan campur aduk tentu saja hadir. Berebut tempat di hati. Cinta atau persahabatan yang harus dikorbankan?
”Allahu Akbar!” Seru Salman. ”Semua mahar yang aku persiapkan ini akan aku serahkan pada Abu Darda, dan aku akan menjadi saksi atas pernikahan kalian!”
Masya Allah!
Betapa memesonanya kebesaran hati seorang Salman.
Dikisah lain diceritakan,
Abu Darda datang seorang diri, tanpa Salman. Ketika orang tua sang gadis mengatakan hanya ingin menikahkan putri mereka dengannya, Abu Darda mengiyakan. Ia dan gadis yang disukai sahabatnya pun melangsungkan akad nikah.
Berhari-hari Salman menanti berita dari sahabatnya. Dia tidak tahu jika Abu Darda selalu berusaha menghindari pertemuan dengannya karena malu telah menikah dengan perempuan yang diinginkan Salman untuk menjadi istrinya.
Tetapi kemudian akhirnya mereka berjumpa juga.
Abu Darda pun menceritakan yang sebenarnya dan mengatakan jika ia malu harus bertemu dengan Salman.
Apa reaksi Salman?
"Mestinya aku yang malu. Berani sekali aku meminang seorang perempuan yang ternyata telah ditakdirkan Allah untuk sahabatku."
Masya Allah. Betapa mulianya akhlak beliau.
Masya Allah mulia sekali hati Salman, andai jaman sekarang banyak hati yang seperti salman bisa menerima dengan lapang dada wanita yang disukai menikah dengan sahabatnya
ReplyDeleteIya, Mbak.Ini tulisan lama Di repost dari status fb ke blog. Waktu itu nulisnya pas lagi rame tentang Luna vs Syahrini :)
DeleteJadi ingat kisah cinta kedua om ku mbak. Om ini ada 2,sama2 naksir ke 1 cewek. Dg berbagai pertimbangan akhirnya omku mengalah untuk adeknya, skrg adeknya ini udh punya anak 4. Jd kl lg kumpul keluarga rasanya agak kagok meski sebenernya nggak ada apa2 udh jd masa lalu. Eh ternyata ada kisahnya juga zaman nabi ya. Hhh
ReplyDeleteMasya Allah, omnya belum nikah, Mbak?
DeleteJujur, saya baru tahu tentang kisah ini. Sebab saya tidak tahu kalau ada sahabat Rasulullah bernama Abu Darda. Wah, saya harus belajar lagi. Sebab ustadz anak saya ada yang namanya Darda dan nama ini unik untuk saya. MasyaAllah, terima kasih sudah memberikan pengetahuan baru bagi saya.
ReplyDeleteAlhamdulillah. Makasih, Mbak :)
DeleteMasya Allah, sebuah teladan bagaimana sebenarnya sebuah persahabatan itu. Persahabatan sejati adalah sebuah ikatan yang di dalamnya membuat kita semakin dekat dengan Sang Pencipta.
ReplyDeleteMasyaa Allah. Aku selalu nggeter kalau baca kisah sahabat. Bikin merinding. Zaman skrg gk ada yg seperti mereka
ReplyDeletewah... kalau anak sekarang asti udah jadi threat panjang di twitter hehe... makasih critanya mbak, bisa dicritakan ke anak nanti as sudah waktunya :-)
ReplyDeleteMasya Allah indahnya persahabatan karena Allah. Semoga di zaman sekarang masih ada sahabat yang saling menjaga seperti itu. Saling memahami tak perlu menaruh dendam.
ReplyDeleteWah saya baru tau kisah ini, saya pernah mendengarkan kajian Sirah Nabawiah tentang perang Khandak, Salman Al-Farisi adalah sahabat Nabi dari negeri Paris kala itu yang memiliki ide membuat parit yang mengelilingi kota Madinah sebagai benteng pertahanan.
ReplyDeleteKaum qurais dkk di merasa heran karena belum pernah ada dalam sejarah Jajirah Arab kala itu, pertahan kota dengan membuat parit mengelilingi kota Madinah, Subhanallah :)
Kisah cinta Salman Al-Farisi dan Abu Darda juga sungguh mengharukan, hanya orang tertentu saja yg sangup menjalaninya, Kalau saya yang menjalani pasti Putus persahabatan auto malas pergi kondangan h h h
Kisah yang sangat menarik. Betapa baiknya hati Salman merelakan gadis impiannya untuk sahabatnya. Kalo saya yang mengalami belum tentu bisa ikhlas seperti itu :))
ReplyDeleteWah masyaAllah, mungkin itu yang dinamakan itsar ya Mbak, mendahulukan orang laon, duh aku baru tau kisah Salman Al Farisi dan Abu Darda ini. Nggak semua orang bisa sebaik dan seikhlas mereka, apalagi kalo soal cinta, masyaAllah bukti bahwa mereka ikhlas dal menjalani takdir dan ketetapan Allah
ReplyDeletemembaca kisah-kish sahabat Rasulullah akan selalu emmbuat kita merasa takjub ya. Kebesaran hati mereka, kesetiaan, kedermawanannya. MasyaAllah tiada banding.
ReplyDeleteWah, kok ada yang begitu ya Mbak. Coba di zaman kita, pasti udah perang deh. Memang, kisah-kisah sahabat Rasulullah tuh sebaik-baiknya cerita.
ReplyDeleteWah, berbesar hati sekali Salman. Luar biasa. Jarang ya Mbak zaman sekarang laki-laki seperti ini. Semoga Allah muliakan semua pemuda seperti Salman dan menjodohkannya dengan wanita yg sholihah. Sedih baca kisahnya ini.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteTentu tidak mudah bagi Salman mengiklaskan perempuan yang ditaksirnya. Tapi kebesaran hatinya untuk melihat orang-orang yang dicitainya bahagia akhirnya membuat dirinya melakukan tindakan mulia. Duh, berat pasti untuk orang-orang masa kini. Teruslah menulis kisah2 inslami yg inspiratif ya mbak..
ReplyDeleteMakasih supportnya, Mbak :)
DeleteMasya Allah. Sangat legowo sekali. Terima kasih kisah islami ya mba
ReplyDeleteSaya pernah baca cerita ini. Benar-benar persahabatan yang sejati karena Allah. Mengikhlaskan perempuan yang dicintai untuk sahabatnya sendiri. Betapa mulia hati Salman Al Farisi. Bagitu pula Abu Darda sampai malu bertemu Salman. Keduanya memang jadi ibrah buat kita semua.
ReplyDeleteMasyaAllah mba. Mulia sekali persahabatan mereka. Kalau sekarang pasti pada ribut dan gelut. Semoga masih banyak lelaki di luar sana yang sepertu Salman, buat jodoh anak saya. Hehe
ReplyDeleteBaper akutuuu sama cerita ini. Ini contoh pembelajaran yang pas buat yang merasa ditikung temen sendiri ya mba. Hehe.
ReplyDeleteMasya Allah. Kisah yang menginspirasi
ReplyDeleteAda dua versi kisah ya ternyata...
ReplyDeleteTapi dari kedua kisah itu pembaca bisa memetik makna.
Seperti Salman, gaboleh dendam walaupun kecengan diambil teman sendiri.
Pernah mengalaminya? Aku pernah... wqwq
Masya Allah, jarang sekali di jaman sekarang ini ada laki-laki seperti Salman yang diceritakan di atas
ReplyDeleteMasyaAllah, kalau sekarang mah udahlah jadi permusuhan sepanjang usia ya.
ReplyDeleteharusnya kita bisa meneladani kisah-kisah seperti ini ya Mbak.
Saya suka sekali dengan kisah Salman Al Farisi ini. Setidaknya dari beliau kita bisa belajar untuk membesarkan hati ya Mbak.
ReplyDelete